Kamis, 08 Mei 2014

Over Protective ?

Hidup saya itu tudak flat, beneran deh gak flat sama sekali. Ada naik turun nya /banyak turun nya tapi/, ada yang bikin kesel, ada yang bikin seneng dkk deh. Tapi semua anak remaja yang memiliki orang tua dengan sifat Over Protective pasti berfikir bahwa hidup itu tidak adil sama sekali. Kenapa ? Kebanyakan dari mereka pasti berfikir "Kalau saja aku seperti si A yang selalu bebas" atau "Kalau saja aku boleh bebas main setiap waktu tanpa harus melewati omelan dari ortu" dan masih banyak lagi kata-kata "Kalau" yang mereka sebut.

Sebenarnya sifat Over Protective dari ortu sendiri itu merupakan hal yang wajar walaupun mungkin melebihi batasan. Menurut pendapat saya pribadi yang sebenarnya mendapatkan perlakuan Over Protective /bukan dari ortu saya maupun pacar pokoknya dari keluarga saya/, tindakan ini mungkin berlebihan tetapi mempunyai alasan yang benar. Alasan dari ortu mungkin saja karena mereka terlalu mengkhawatirkan anak nya, takut anak nya kena dampak negatif dari pergaulan, takut ini takut itu. Tapi layaknya "binatang yang dikurung", sang anak mungkin akaan cenderung untuk memaksa melepaskan diri. Dan disaat titik puncak pemberontakan terbentuk, mereka justru akan melawan orang tua.

Masa remaja memang masa yang paling rentan. Saat-saat dimana ego sang anak naik turun, mudah terpengaruh, penasaran dengan hal-hal yang baru, dan lebih menyukai sebuah petualangan ketimbang diam dirumah dan menjadi anak rumahan. Disaat inilah mereka mulai mencoba melawan orang tua mereka. Dan bagi remaj yang merasa dikekang pasti akan berusaha untuk keluar dengan berbagai alasan. Tidak munafik yaa, tapi saya juga begitu. Ketika saya dikekang maka saya tidak akan sungkan untuk pulang lebih telat, tetapi ketika saya diberi izin maka saya akan sungkan untuk pulang telat. Tapi tolong jangan ditiru, saya baru sadar perbuatan saya salah.

Di kasus ini diperlukan kesadaran dari orang tua dan sang anak untuk membicarakan semua masalah baik-baik. Karena tidak sepenuhnya kesalahan berada pada sang anak ataupun orang tua. Mereka mempunyai kesalahan yang sama besar. Disatu sisi, orang tua memang benar karena mereka khawatir akan anaknya sekalipun terlalu berlebihan. Tetapi anak disini juga harus mengerti bahwa orang tua mereka sayang terhadap mereka dan tidak mau mereka kenapa-kenapa. Jadi yang diperlukan sebenarnya hanyalah pembicaraan sederhana antara mereka untuk memecahkan semua. Bicarakan apa yang menjadi mau mu secara halus, bukan secara kasar. Kalau bisa mengalah lah sedikit karena orang tua memiliki pola pikir tersendiri yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar